THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Senin, 05 April 2010

sadarilah

andai ku bisa memilih
kupilih dirimu tuk jadi pendampingku
andai kau bisa mengerti
setiap mimpiku atas dirimu

tapi kau tak mampu pahami
kau diam atas semua cintaku
ternyata kau memuja hati yang lain
kau tinggalkanku dalam tangisku


sadarilah atas semua sikapmu
menangislah atas cinta kita bersama
namun bila engkau bisa tinggalkan dirinya
aku mencoba merelakanmu

tapi kau tak mampu pahami
kau diam atas semua cintaku
dan bila kucoba lupakan dirimu
semua tentangmu sungguh ku tak mampu

Senin, 22 Maret 2010

untuk ibu

ibu…
anakmu mengakui kesalahannya
yang tak bisa selalu membahagiakanmu

ibu…
anakmu mengakui kekeliruannya
yang selalu membuat tubuhmu penat karena ulahku

ibu…
anakmu mengaku salah
yang selalu membalas senyummu dengan tangismu

ibu…
anakmu mengaku salah
yang tak menjagamu kala engkau rapuh

Ya Allah…
inilah diriku
menghadap kepadaMu dengan penuh kehinaan

Ya Allah…
inilah diriku
menghadapmu kepadaMu dengan setumpuk cela

Ya Allah…
ampunilah dosa-dosa orang tuaku dan dosaku

Ya Allah
ampunilah kesalahan-kesalahan orang tuaku dan diriku

Ya Allah…
kumpulkanlah diriku dengan orang tuaku dalam surga Firdaus…

remuk hati ini

senja menutupi mega
rintik gerimis mewarnai hari
hati yang telah patah
terbasahi hujan air mata

kau pergi tiada pamit
tetes darah yang kau tinggalkan
menjadi luka di hati

Ya Allah.....
tempatkan lah ia di surga-Mu
pertemukan lah kami
dengan Kasih dan Ridha-Mu
Amien.

cerpen

Cerpen: Sahabat Baru

Pagi itu, murid-murid berkerumun. Ternyata ada murid baru.
"Anak-anak, di kita bertambah satu murid lagi." Jelas Bu Alya.

"Namaku Sinta, aku akan bersekolah di sini." Bu Alya langsung menyuruh Sinta duduk dengan seoran anak perempuan.

"Hai namaku, Nisa." Jelas anak yang berada di sampingku.

"Hai." Kataku.

"Anak-anak, kerjakan soal di papan tulis." Kata Bu Guru. Jam menunjukkan pukul 09.00 berarti semua kelas istirahat. Sinta langsung berkenalan dengan teman barunya. Nisa langsung menghampiri Sinta dan menepuk pundaknya.

" Sin, kamu mau tidak ke kantin? Jangan khawatir, pokok nya aku yang traktir."

"Gak usah ditraktir, Nis aku tidak mau merepotkanmu." Kata Sinta.

"Pokoknya, kamu harus mau." Kata Nisa.

"Ya deh, aku mau." Kata Sinta. Hari terus berlanjut, mereka makin akrab.

Pada suatu hari, Nisa pindah sekolah. Sinta sangat sedih. "Sin, aku harus pindah."

"Nis kamu gak boleh pindah, aku nanti kesepian."

"Kalau kamu rindu aku, kita saling kirim email." Setelah Nisa pergi, Sinta merasa kesepian. Sinta langsung mengirim email ke Nisa. Besoknya, ada murid baru bernama Melisa. Sekarang Melisa duduk bersama Sinta. Hari terus berlanjut, Sinta dan Melinda semakin akrab. Besok adalah hari Minggu, Melisa dan Sinta sedang bermain sepatu roda.

"Mel kamu, punya sahabat tidak? "Tanya Sinta.

"Ya, aku punya banyak sahabat dan di antaranya kamu, Sinta."

Setelah bermain sepatu roda, Sinta lansung pulang ke rumah. Dia langsung membuka email nya, banyak sekali email dari Nisa. Sinta membalas email dari Nita satu per satu. Ibunya melihat Sinta. Ibunya bertanya, "Sinta kamu sedang berbalas email dengan siapa?"

"Eh ada ibu, aku sedang berbalas email dengan Nisa."

"Nisa temanmu yang pindah sekolah?" "Iya, Bu.

Waktu cepat berlalu, tak terasa sudah pukul 03.00 sore. Akhirnnya, Sinta selesai membalas email dari Nisa. Sinta lalu duduk di ruang tamu, lalu ia melihat anak perempuan yang menuju rumahnya. Anak perempuan itu ternyata Nisa. Sinta segera berlari ke arah Nisa. Mereka berpelukan, Sinta sangat senang sahabatnya datang.

"Nisa, aku merindukanmu sekarang aku punya sahabat baru namanya Melisa." kata Sinta.

"aku juga merindukanmu, aku juga mempunyai sahabat baru, namanya Alni." kata Nisa. Sinta mengajak Nisa masuk ke dalam rumahnya. Mereka pun saling berbincang tentang kegiatan mereka sehari-hari.